“Setiap perkataan yang menjatuhkan tak lagi kudengar dengan sungguh
Juga tutur kata yang mencela tak lagi kucerna dalam jiwa
Aku bukanlah seorang yang mengerti tentang kelihaian membaca arti
Kuhanya pemimpi kecil yang berangan tuk merubah nasibnya..
Bukankah ku pernah melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
Kugerakkan langkah kaki dimana cinta akan bertumbuh
Kulayangkan jauh mata memandang tuk melanjutkan mimpi yang terputus
Masih kucoba mengejar rinduku meski peluh membasahi tanah
Lelah penat tak menghalangiku menemukan bahagia..
Bukankah hidup ada perhentian
Tak harus kencang terus berlari
Kuhelakan nafas panjang
Tuk siap berlari kembali
Berlari kembali
Melangkahkan kaki
Menuju cahaya..
bagai bintang yang bersinar
menghibur yang lelah jiwanya
bagai bintang yang berpijar
menghibur yang sedih hatinya..”
(Padi – Sang Penghibur)
1 April 2008, sekitar jam 9 malam..
-hp gsmku bunyi-
(....Nomor ga dikenal.. siapa lagi ini?....). Pengalaman dikerjain sebelumnya dari nomor ga dikenal juga bikin aku was-was, hehe..
“halo..”
“halo Na.. assalamu’alaykum..”
“wa’alaykum salam.. hm.. ya..”
Aku coba mencerna.. (...suara siapa ya...)
“halo.. Na, ini ujan..”
“loh.. Ujan?? Nelfon dari mana?”
“ya dari sini..”
“ini nomor telepon sana ya?”
“iya..koq kaya bingung gitu sih..hehe”
dan pembicaraan pun berlanjut..
Ujan sekarang lagi di UK. Bersama sembilan orang lainnya, dia lagi ikut program Global Youth Exchange dari British Council. Dalam pembicaraan singkat itu, kami bertukar kabar. Aku tanya tentang bagaimana program disana dan dia cerita, kalo besok mereka akan lakukan semacam performance gitu. Ujan sendiri akan main saluang. Hehe.. sepertinya menyenangkan.. :) hanya saja, dia bilang kangen dengan masakan Indonesia.. pengen makan yang pedes-pedes. Aku sih udah usul supaya Ujan buka rumah makan padang disana, hehe..
all in all, smangat ya Jan!!
Hari yang sama, sekitar jam sepuluh malam..
-baru saja mengakhiri pembicaraan dengan uni-
TOK..TOK..TOK..
(Nanda!! ah..dateng juga dia!! Jam segini?? Ga bilang mo telat lagi!!! dasar…!!!)
Aku menjawab dari dlm kamar, “siapa..? orangnya udah tidur..!!”
“apaan, itu barusan nelfon..”, katanya.
“hehe..koq tau sih? Tunggu bentar ya..”
“Ligat stek, Na!”
(beh, galak amat mas!)
“iyee..bentar..”
(Bermaksud mau ngomel-ngomel karena tu anak ga konfirmasi mau dateng jam berapa, dan datengnya kemaleman pula..)
Aku buka pintu dan Nanda langsung nyodorin plastik yang berisi titipanku. Yang tadinya mau mete-mete, jadi sedikit terdiam melihat kondisinya yang masih make helm, jaketnya tampak agak basah -sejak tadi sore emang bandung hujan-. Mukanya juga terlihat sedikit cape. Setelah terima uang untuk bayar titipanku –nyicil, besok mau lunasin via atm y, hehe-, Nanda segera pamit dan berlalu. Hm.. ntah kemana lagi dia setelah itu. sepertinya masih bekerja.. wah, subhanallah..^^
Smangat Pak!! Sesuai yang pernah kamu bilang ke aku, “Hajar aja! Sikat!! Kamu pasti bisa!!” Tapi jan antak-an lo beko oto rancak tu yo.. =p
GO FOR IT, BRO!! inget dia (we know who, hehe) dan mereka (mama, Tri dan Da Budi) yang ingin kamu bahagiakan.. :)
Ah.. mereka –kedua sahabatku- sedang mengejar mimpinya!
Sejak awal kenal dengan mereka, aku tau suatu saat mereka akan ada di posisi puncak itu. Saat ini, mereka sedang merangkai puzle-nya. Hanya soal waktu.. ya, insyaAllah.. hanya soal waktu kawan!! Sempurnakan ikhtiar, perkuat dengan tawakal, dan tunggulah saat Ia mendatangkan keputusanNya..
So, sahabat, APA MIMPIMU? :)
Juga tutur kata yang mencela tak lagi kucerna dalam jiwa
Aku bukanlah seorang yang mengerti tentang kelihaian membaca arti
Kuhanya pemimpi kecil yang berangan tuk merubah nasibnya..
Bukankah ku pernah melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
Kugerakkan langkah kaki dimana cinta akan bertumbuh
Kulayangkan jauh mata memandang tuk melanjutkan mimpi yang terputus
Masih kucoba mengejar rinduku meski peluh membasahi tanah
Lelah penat tak menghalangiku menemukan bahagia..
Bukankah hidup ada perhentian
Tak harus kencang terus berlari
Kuhelakan nafas panjang
Tuk siap berlari kembali
Berlari kembali
Melangkahkan kaki
Menuju cahaya..
bagai bintang yang bersinar
menghibur yang lelah jiwanya
bagai bintang yang berpijar
menghibur yang sedih hatinya..”
(Padi – Sang Penghibur)
1 April 2008, sekitar jam 9 malam..
-hp gsmku bunyi-
(....Nomor ga dikenal.. siapa lagi ini?....). Pengalaman dikerjain sebelumnya dari nomor ga dikenal juga bikin aku was-was, hehe..
“halo..”
“halo Na.. assalamu’alaykum..”
“wa’alaykum salam.. hm.. ya..”
Aku coba mencerna.. (...suara siapa ya...)
“halo.. Na, ini ujan..”
“loh.. Ujan?? Nelfon dari mana?”
“ya dari sini..”
“ini nomor telepon sana ya?”
“iya..koq kaya bingung gitu sih..hehe”
dan pembicaraan pun berlanjut..
Ujan sekarang lagi di UK. Bersama sembilan orang lainnya, dia lagi ikut program Global Youth Exchange dari British Council. Dalam pembicaraan singkat itu, kami bertukar kabar. Aku tanya tentang bagaimana program disana dan dia cerita, kalo besok mereka akan lakukan semacam performance gitu. Ujan sendiri akan main saluang. Hehe.. sepertinya menyenangkan.. :) hanya saja, dia bilang kangen dengan masakan Indonesia.. pengen makan yang pedes-pedes. Aku sih udah usul supaya Ujan buka rumah makan padang disana, hehe..
all in all, smangat ya Jan!!
Hari yang sama, sekitar jam sepuluh malam..
-baru saja mengakhiri pembicaraan dengan uni-
TOK..TOK..TOK..
(Nanda!! ah..dateng juga dia!! Jam segini?? Ga bilang mo telat lagi!!! dasar…!!!)
Aku menjawab dari dlm kamar, “siapa..? orangnya udah tidur..!!”
“apaan, itu barusan nelfon..”, katanya.
“hehe..koq tau sih? Tunggu bentar ya..”
“Ligat stek, Na!”
(beh, galak amat mas!)
“iyee..bentar..”
(Bermaksud mau ngomel-ngomel karena tu anak ga konfirmasi mau dateng jam berapa, dan datengnya kemaleman pula..)
Aku buka pintu dan Nanda langsung nyodorin plastik yang berisi titipanku. Yang tadinya mau mete-mete, jadi sedikit terdiam melihat kondisinya yang masih make helm, jaketnya tampak agak basah -sejak tadi sore emang bandung hujan-. Mukanya juga terlihat sedikit cape. Setelah terima uang untuk bayar titipanku –nyicil, besok mau lunasin via atm y, hehe-, Nanda segera pamit dan berlalu. Hm.. ntah kemana lagi dia setelah itu. sepertinya masih bekerja.. wah, subhanallah..^^
Smangat Pak!! Sesuai yang pernah kamu bilang ke aku, “Hajar aja! Sikat!! Kamu pasti bisa!!” Tapi jan antak-an lo beko oto rancak tu yo.. =p
GO FOR IT, BRO!! inget dia (we know who, hehe) dan mereka (mama, Tri dan Da Budi) yang ingin kamu bahagiakan.. :)
Ah.. mereka –kedua sahabatku- sedang mengejar mimpinya!
Sejak awal kenal dengan mereka, aku tau suatu saat mereka akan ada di posisi puncak itu. Saat ini, mereka sedang merangkai puzle-nya. Hanya soal waktu.. ya, insyaAllah.. hanya soal waktu kawan!! Sempurnakan ikhtiar, perkuat dengan tawakal, dan tunggulah saat Ia mendatangkan keputusanNya..
So, sahabat, APA MIMPIMU? :)
No comments:
Post a Comment