Wednesday, April 30, 2008

Derita Seorang Anak Metal, hiks..hiks..

Ternyata memang bener ya,
Kesendirian itu mendatangkan kesepian
Kesepian mampu memanggil kenangan
Dan di dalam kenangan terkandung masa lalu..


Larut malam gini..
Denger mp3..
udah ga da lagi yang telfon atau sms (sahabat-sahabat malamku sepertinya sedang lelah, hehe..)
hmm.. koq sepi ya? (ya iyalah!!)


Ah.. jadi teringat banyak hal..
kenangan-kenangan itu..

Ada
bahagia..
Ada tawa..
Namun, tangis dan kesedihan juga ada di dalamnya..


*arghh…dasar anak metal!!!
(mellow total, pen.)*

AWAS!!! Krisis Pede Mengintai Anda...

“emang kenapa sih kamu ga masang fotomu di fs?”
“udah aku coba kak, tapi ga bisa..”
“eh..kan kk punya foto kamu dek....” *belum selesai ngomong*
“ga..ga..ga..!! ga mau aku..!!!”
“loh..kenapa?”
“aku udah liat tu fotonya.. ga mau aku...!!!”
“emangnya kenapa dek?”
“itu kan foto aku waktu masih kecil..”
“itu kan foto waktu lebaran kemaren dek…”
“ga.. itu masih kecil..”
“tapi kan ganteng dek..”
“ga ah.. itu masih kecil..”
“eh..beneran loh.. kan adek kk ganteng...”
“ah..cuma kak Ona sama kak Ami aja yang mikir gitu..”
*si Kk tertohok!*
“eh, ga lo dek!! Itu fans-fans kamu juga…”
......


Summary
Hmm.. emang bener koq, kalo remaja itu seringkali krisis pede, susah untuk diyakinkan sama kk-nya (anggota keluarga udah ga jadi significant person lagi buat mereka, hiks.. kacian deh kk..!!) dan udah ga mau dianggap kaya anak kecil lagi. *kesimpulan sotoy ini bisa diterapkan hanya pada subyek dengan karakteristik sama ya.. :) *


....Dan si adek tetep keukeuh sumekeuh ga mau masang foto yang ada di profil kk-nya.... :D

Sunday, April 20, 2008

I Do Pray For Ur Happiness, But....

Usia kami hanya terpaut dua tahun. Perbedaan yang dulu –saat masih belia, halah!- belum termaknai dengan baik, yang membuat kami seringkali bertengkar. Sekedar adu argumen, ngambeg-ngambeg-an, hingga “maen fisik” sampe mama ngasi pisau satu masing-masingnya dan kami terdiam ga berkutik, hehe..

Uni..
Sejak kecil telah tempatkan diri sebagai “kakak”ku. Dulu, hal ini sempat termanifestasi dengan sifat bossy­-nya, hehe.. Naluri sebagai anak pertama membuatnya ingin mengatur, memegang kendali dan mengambil keputusan, termasuk dalam hal-hal yang berhubungan denganku. Aku rasa, itu bentuk kepedulian dan rasa sayangnya.. karena Uni ingin yang terbaik untukku, bukan? :)

Sejak dulu.. hingga saat ini… kami banyak berbagi rasa.. Ruang rahasia di antara kami berdua rasanya sangatlah sempit. Aku dan Uni selalu berusaha membuka diri. Karena hal ini.. hubungan kami pun makin dekat.. Kedekatan yang sempat memunculkan kata “iri” dari sahabatku yang merasa tidak dekat dengan sodara perempuannya. Tentu saja bukan berarti ga da masalah atau konflik, hanya saja tingkat saling membutuhkan di antara kami seringkali membuat kami pada akhirnya memilih tidak menuruti ego masing-masing.

Sejak aku memasuki SMU, rasanya hubunganku dan Uni semakin bertambah dekat. Ntah bagaimana, rasanya saat inilah aku mulai belajar memaknai rasa sayangku pada Uni. Sulit dijelaskan.. namun, yang aku ingat, aku ingin melihat Uni selalu bahagia. Hingga melihat Uni sedih atau terluka, bisa menggangguku dan aku pun ikut menangis bersamanya. Aku ingat, suatu saat, aku pernah nyamperin seseorang... “melabrak”, memarahi hingga memintanya untuk tidak menyakiti Uniku lagi... ah, remaja seringkali impulsif, bukan? :)

Sejak Uni pindah ke Bandung dan kami berpisah untuk pertama kalinya, aku merasa kesepian. Aku sering merasa kangen dengannya.. Sebenarnya, aku tidak terbiasa mengungkapkan secara eksplisit apa yang kurasakan terhadap Uni.. ntah itu saat marah atau kesel padanya, saat senang karena bersamanya, saat aku kangen dengan kebersamaan kami.. apalagi mengucapkan kata “sayang” atau “cinta” padanya, wah..wah.. bisa dibilang sangat jarang sekali pun!! Tapi, kami saling mengerti. Seringkali tak perlu kata untuk menjelaskan sesuatu pada orang yang saling terpaut hatinya, bukan?.. Aku percaya, ada komunikasi pada tatapan mata, sentuhan, gerak tubuh, ekspresi wajah, juga sinyal-sinyal hati..

Sejak kami berpisah, mungkin ditunjang juga dengan proses pendewasaan pada diri masing-masing, buatku sendiri.. hubungan kami terasa makin baik.. komunikasi via sms dan telfon tetap terjaga.. dan saat berkumpul bersama lagi selalu jadi hal yang kutunggu-tunggu.. bukankah terkadang intensitas lebih penting dibandingkan frekuensi? ah, jadi teringat dengan kata-kata seorang Bunda.. :) *once upon a time in a sparkling nite*

Saat ini..
Uniku sedang bersiap menghadapi episode kehidupan berikutnya... Aku, seperti Mama dan keluarga lain, ikut larut dalam kebahagiaan prosesnya ini.
Aku mulai belajar mengenal sosok dia yang akan mendampingi Uniku. Selalu berdoa.. semoga ini adalah skenario terbaik dariNya untuk Uni dan Uda.. Semoga Uda jadi orang yang bisa membahagiakan Uni.. selamanya..

Hanya saja.. ntah kenapa ada sedikit cemburu pada dia yang akan segera membawa Uni.. Ada sekelumit rasa khawatir.. bahwa aku akan “ditinggalkan”...

Hmmm... sepertinya…. aku mengerti...
Ini semua….
karena aku takut “kehilangan” Uni –tersayang-….

Wednesday, April 2, 2008

MEREKA SEDANG MENGEJAR MIMPI!!!

“Setiap perkataan yang menjatuhkan tak lagi kudengar dengan sungguh
Juga tutur kata yang mencela tak lagi kucerna dalam jiwa
Aku bukanlah seorang yang mengerti tentang kelihaian membaca arti
Kuhanya pemimpi kecil yang berangan tuk merubah nasibnya..

Bukankah ku pernah melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya

Kugerakkan langkah kaki dimana cinta akan bertumbuh
Kulayangkan jauh mata memandang tuk melanjutkan mimpi yang terputus
Masih kucoba mengejar rinduku meski peluh membasahi tanah
Lelah penat tak menghalangiku menemukan bahagia..

Bukankah hidup ada perhentian
Tak harus kencang terus berlari
Kuhelakan nafas panjang
Tuk siap berlari kembali
Berlari kembali
Melangkahkan kaki
Menuju cahaya..

bagai bintang yang bersinar
menghibur yang lelah jiwanya
bagai bintang yang berpijar
menghibur yang sedih hatinya..”

(Padi – Sang Penghibur)


1 April 2008, sekitar jam 9 malam..

-hp gsmku bunyi-
(....Nomor ga dikenal.. siapa lagi ini?....). Pengalaman dikerjain sebelumnya dari nomor ga dikenal juga bikin aku was-was, hehe..
“halo..”
“halo Na.. assalamu’alaykum..”
“wa’alaykum salam.. hm.. ya..”
Aku coba mencerna.. (...suara siapa ya...)
“halo.. Na, ini ujan..”
“loh.. Ujan?? Nelfon dari mana?”
“ya dari sini..”
“ini nomor telepon sana ya?”
“iya..koq kaya bingung gitu sih..hehe”
dan pembicaraan pun berlanjut..

Ujan sekarang lagi di UK. Bersama sembilan orang lainnya, dia lagi ikut program Global Youth Exchange dari British Council. Dalam pembicaraan singkat itu, kami bertukar kabar. Aku tanya tentang bagaimana program disana dan dia cerita, kalo besok mereka akan lakukan semacam performance gitu. Ujan sendiri akan main saluang. Hehe.. sepertinya menyenangkan.. :) hanya saja, dia bilang kangen dengan masakan Indonesia.. pengen makan yang pedes-pedes. Aku sih udah usul supaya Ujan buka rumah makan padang disana, hehe..
all in all, smangat ya Jan!!

Hari yang sama, sekitar jam sepuluh malam..
-baru saja mengakhiri pembicaraan dengan uni-
TOK..TOK..TOK..
(Nanda!! ah..dateng juga dia!! Jam segini?? Ga bilang mo telat lagi!!! dasar…!!!)
Aku menjawab dari dlm kamar, “siapa..? orangnya udah tidur..!!”
“apaan, itu barusan nelfon..”, katanya.
“hehe..koq tau sih? Tunggu bentar ya..”
“Ligat stek, Na!”
(beh, galak amat mas!)
“iyee..bentar..”
(Bermaksud mau ngomel-ngomel karena tu anak ga konfirmasi mau dateng jam berapa, dan datengnya kemaleman pula..)
Aku buka pintu dan Nanda langsung nyodorin plastik yang berisi titipanku. Yang tadinya mau mete-mete, jadi sedikit terdiam melihat kondisinya yang masih make helm, jaketnya tampak agak basah -sejak tadi sore emang bandung hujan-. Mukanya juga terlihat sedikit cape. Setelah terima uang untuk bayar titipanku –nyicil, besok mau lunasin via atm y, hehe-, Nanda segera pamit dan berlalu. Hm.. ntah kemana lagi dia setelah itu. sepertinya masih bekerja.. wah, subhanallah..^^
Smangat Pak!! Sesuai yang pernah kamu bilang ke aku, “Hajar aja! Sikat!! Kamu pasti bisa!!” Tapi jan antak-an lo beko oto rancak tu yo.. =p
GO FOR IT, BRO!! inget dia (we know who, hehe) dan mereka (mama, Tri dan Da Budi) yang ingin kamu bahagiakan.. :)


Ah.. mereka –kedua sahabatku- sedang mengejar mimpinya!
Sejak awal kenal dengan mereka, aku tau suatu saat mereka akan ada di posisi puncak itu. Saat ini, mereka sedang merangkai puzle­-nya. Hanya soal waktu.. ya, insyaAllah.. hanya soal waktu kawan!! Sempurnakan ikhtiar, perkuat dengan tawakal, dan tunggulah saat Ia mendatangkan keputusanNya..


So, sahabat, APA MIMPIMU? :)